CAMPUR KODE BAHASA KUTAI DIALEK BATU AMPAR KAJIAN SOSIOPRAGMATIK

Authors

  • Eka Mardiana Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman
  • Widyatmike Gede Mulawarman FKIP, Universitas Mulawarman
  • Irma Surayya Hanum Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

DOI:

https://doi.org/10.30872/jic.v1i1.2

Abstract

Masyarakat Indonesia termasuk dalam masyarakat bilingual. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana masyarakat Indonesia berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari mencampur bahasa Indonesia dengan bahasa daerahnya dalam sebuah percakapan. Campur kode dapat terjadi dimana saja salah satunya terjadi di asrama putri Kabupaten Kutai Timur di Samarinda. Penelitian dengan judul “Campur Kode Bahasa Kutai Dialek Batu Ampar Kajian Sosiopragmatik” ini terjadi dalam pertuturan penghuni Asrama Putri Kabupaten Kutai Timur di Samarinda.  Penelitian ini menguraikan bentuk dan faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Kutai dialek Batu Ampar dalam pertuturan kegiatan sehari-hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menguraikan bentuk campur kode bahasa Kutai dialek Batu Ampar di asrama putri Kabupaten Kutai Timur di Samarinda, dan (2) menguraikan faktor penyebab terjadinya campur kode bahasa Kutai dialek Batu Ampar di asrama putri Kabupaten Kutai Timur di Samarinda. Data dalam penelitian ini adalah bentuk tuturan bahasa Kutai dialek Batu Ampar dari penghuni asrama putri Kabupaten Kutai Timur di Samarinda. Data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, teknik rekam, dan teknik catat. Data dianalisis dengan tahap reduksi data, penyajian data, dan simpulan. Hasil penelitian ini adalah terdapat 42 bentuk campur kode dalam tuturan campur kode bahasa kutai dialek batu ampar yang terdiri dari (1) penyisipan kata contohnya padabasoh yang bersih kak wajannya’ yang memiliki alasan untuk membangkitkan selera humor, (2) penyisipan frasa contohnya pada ‘anak gile bese’ yang memiliki alasan keterbatasan penggunaan kode, dan (3) penyisipan klausa contohnya pada ‘hik depet mendi air hik ngalir’ yang memiliki alasan sebagai bentuk fungsi dan tujuan. Selain itu, terdapat faktor kebahasaan yang menjadi penyebab terjadinya campur kode bahasa Kutai dialek Batu Ampar yaitu, (1) keterbatasan penggunaan kode, (2) pembicara dan pribadi pembicara, (3) fungsi dan tujuan, dan (4) membangkitkan selera humor.

Published

2022-06-23

How to Cite

Mardiana, E., Widyatmike Gede Mulawarman, & Irma Surayya Hanum. (2022). CAMPUR KODE BAHASA KUTAI DIALEK BATU AMPAR KAJIAN SOSIOPRAGMATIK. Journal of Indigenous Culture, 1(1), 19–32. https://doi.org/10.30872/jic.v1i1.2

Issue

Section

Articles